Halaman xxxvi

PENGANTAR

DIA bahkan suatu hari berkata kepada Josefa: “Aku mencintai jiwa-jiwa bahkan sampai menjadi kebodohan” (27 September 1922).
     Pernyataan tersebut mengejutkan kita, tetapi di Injil pun tidakkah kita membaca hal ini (Injil tidak dapat salah): Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku (Yesaya 49: 15,16). “Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.” (Mikha 7:19). “Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.” (Yesaya 38:17). “Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2:20).
     Kita dapat menyebut pernyataan-pernyataan ini sebagai kebodohan ilahi!
     Seperti kenyataan akan Neraka, sekali lagi kita Pesan itu menjadi kehidupan Josefa. Penderitaan-penderitaan akan Sengsara yang terus menerus terjadi tak terhentikan di dalam dia, semua pembantaian iblis  dan turun ke Neraka, hanya dengan tujuan: untuk merampas jiwa-jiwa terhilang dan membawa mereka kembali kepada keselamatan dari kecerai-beraian mereka. Di sini kita melihat teladan dari dogma Penebusan dan persekutuan para kudus. Jadi, bagaimanakah mungkin menyangkal di satu pihak keberadaan iblis, Neraka dan Api Penyucian, di lain pihak kuasa setara Penebusan dimana penderitaan ditanggung bagi orang lain? Kenyataan-kenyataan supernatural besar ini kita baca di halaman-halaman selanjutnya yang telah terukir pada Josefa pada daging dan jiwanya sendiri.
     Pesan itu sendiri tidak dapat dikatakan sebagai sebuah wahyu yang baru, tapi hal itu mengungkapkan dengan cara yang paling menyerang akan apa yang telah diajarkan iman kepada kita. Tuhan kita sendiri mengatakan hal ini kepada Josefa: “Aku mengulanginya lagi padamu bahwa apa yang Kukatakan kepadamu ini bukanlah hal yang baru, tetapi jiwa-jiwa memerlukan sebuah dorongan untuk membuat mereka maju, sama halnya dengan nyala api memerlukan bahan bakar untuk membakarnya.”

     Betapa besarnya dorongan akan daya tarik suster kecil yang rendah hati ini sampaikan kepada kita dari Tuannya!