Halaman xxxiii

PENGANTAR

Jauh daripada menjadi suatu rintangan, kesalahaan-kesalahan mereka sendiri merupakan suatu penyemangat untuk menarik semakin dekat pada-Nya.
     Tuhan memberikan anugerah yang sedemikian rupa bagi para pendosa yang dikasihi-Nya, dengan satu syarat, yaitu pertobatan yang sejati, dan sebuah kesiapan untuk berpaling dari kejahatan-kejahatannya karena cinta kepada-Nya.
     Hati-Nya berada di sana menunggu tak sabar dengan cinta sejati akan putera-putera-Nya yang tersesat. DIA meyakinkan mereka sebelumnya akan pengampunan yang cuma-cuma ini. "Bukanlah dosa yang paling menyedihkan Hati-Ku," kata-Nya "tetapi apa yang mencabik dan mengoyakkan-Nya adalah setelah berdosa manusia tidak berlindung lagi di Sana (Hati-Ku)". (29 Agustus 1922).
     Apa yang diinginkan-Nya dan sungguh dihasratkan-Nya adalah pengandalan mereka dalam kebaikan dan belas kasih-Nya yang tak terbatas.
     (c) Bagi yang telah dikonsekrasikan dan demikian merupakan jiwa-jiwa yang secara khusus dikasihi, Yesus mempersembahkan sebuah bagian akan hidup penebusan-Nya. DIA ingin mereka bertindak sebagai perantara-perantara untuk menyelamatkan jiwa-jiwa, dan itulah mengapa DIA meminta semua semangat berkorban dalam cinta. Sebagai satu aturan, tidak ada penderitaan-penderitaan besar yang ditanggung, DIA menanamkan bahwa tindakan-tindakan biasa adalah penting walaupun tampak tak menyolok, jika dilakukan di dalam persatuan dengan-Nya, di dalam semangat korban dan cinta (30 November 1922 dan 2 Desember 1922). Dia menekankan pada nilai dari persembahan yang terkecil, yang bukan saja dapat menuntun mereka pada kekudusan, tetapi akan berpengaruh pada keselamatan banyak jiwa (20 Oktober 1922). Sebaliknya, DIA mengingatkan mereka akan bahaya berkurangnya usaha-usaha mereka dalam hal-hal kecil, yang dapat membawa mereka pada ketidaksetiaan dan akhirnya menghadapkan mereka pada api neraka, dimana penderitaan mereka akan sangatlah besar melampaui penderitan jiwa-jiwa yang kurang dicintai (3 Agustus 1921; 12 Desember 1922; 14, 15, 20, 24 Maret 1923; 4 September 1922).
     Biarlah jiwa-jiwa yang telah dikonsekrasikan menghidupkan kembali pengandalan mereka di dalam Hati Yesus. "Aku mudah memaafkan kelemahan mereka; yang Aku ingin mereka ketahui bahwa setelah kesalahan-kesalahan dan kejatuhan-kejatuhan mereka dengan rendah hati tersungkur ke dalam Hati-Ku, AKU selalu mencintai mereka, dan memaafkan mereka semua." DIA menambahkan: "Tidakkah kau tahu bahwa semakin malang jiwa itu, semakin AKU mencintainya?" "Kenyataan bahwa AKU telah memilih jiwa itu tidak berarti bahwa kesalahan-kesalahannya dan penderitaannya terhapuskan. Namun jika dalam semua kerendahan hati jiwa itu menyadari kegagalannya dan menyilih dengan