Halaman 10

penyakit itu; Trinidad hidup sendiri dan tidak dapat melakukan apa-apa. Pepa gembira ditarik oleh sifat baik hatinya, dan sifat heroiknya tersembunyi itulah paling dihargai. Selama berminggu-minggu ia menyuapi Trinidad. Suatu hari ia mengajak adiknya, pikirnya hal itu akan menggugah hatinya, tetapi...

     "Kesan yang ada padaku akan penderita kusta yang malang itu dapat terlihat saat aku pulang ke rumah, dan aku ditanyai. Aku harus mengatakannya. Ibu kami melarang Pepa untuk kembali kepada orang cacat yang malang itu; sebuah larangan yang mendukakan Josefa secara mendalam."

     Waktu Josefa berlalu diantara kehidupan keluarga, pekerjaannya, dan tindakan amalnya. Tetapi hukum Kasih Ilahi segera mendesak Josefa untuk memenuhinya dalam penderitaan-penderitaan yang akan menyobai dan menguatkan jiwa mudanya.

     "Jangan pernah meragukan cinta Hati-Ku," kata Teman ilahinya itu kepadanya kemudian. "Yang terpenting jika angin kejahatan bertiup, Aku telah menanamkan akar dari kekecilanmu di dalam Hati-Ku."

MENUNGGU
1907-1920
"Biarlah dirimu dibimbing dengan mata tertutup, sebab Aku adalah Bapamu, dan Mata-Ku terbuka untuk memimpin dan menuntun engkau."
(Tuhan kita kepada Josefa, 18 September 1923)

PENDERITAAN kini adalah karakter kehidupan Josefa, pertama kali tampak di rumahnya yang sampai sekarang tak diketahui. Hal itu diterima dengan damai sebagaimana teman-teman Tuhan bersedia menerimanya. Josefa belajar untuk menderita seraya belajar mencintai, dan hatinya terbuka lebar bagi kesedihan dan pengorbanan. Hal itu akan membuatnya semakin fleksibel, mengajarkannya untuk menaklukkan sifat alaminya, saat berkenaan dengan salib menguatkan cintanya, menjadikannya dewasa tanpa menghancurkan intensitas cintanya.