Halaman 7

     Perjumpaan pertamanya dengan Tuhannya yang Ekaristis diawali Josefa  di dalam kemesraan ilahi yang setelahnya menjadi begitu kuat dan begitu bebas. Komuni Kudus adalah kegembiraannya yang terbesar dan semua memperhatikan betapa kebajikan penuh mulai berkembang di dalamnya.
     "Setelah Komuni Pertama Josefa," tulis adiknya, "dapatlah dikatakan bahwa dia berhenti menjadi seorang anak. Aku tidak ingat melihat dia mengambil bagian dan kesenangan-kesenangan yang dipersiapkannya untuk kami dengan sangat bersemangat. Amalnya sangat besar, juga di luar rumah. Jika dia mengetahui ada anak yang sakit, ia tidak pernah melewati untuk mengunjunginya. Rasa iba dan semangat berkurban, hasil dari teladan baik yang diberikan kepada kami oleh orangtua kami, digabungkan dengan kualitas-kualitas alaminya, menjadikannya jiwa akan keluarga kecil itu. 'Pepa' itu panggilan kami padanya, bagaikan ibu kedua bagi kami, dan tidak pernah ragu menumpahkan perasaan kami kepadanya tentang harapan-harapan, masalah-masalah dan ketakutan-ketakutan kekanakkan kami. Suatu hari ketika aku masih agak kecil, aku disuruh untuk membeli sesuatu. Aku melakukannya, tetapi aku lupa membayar. Besarlah ketakutanku ketika kusadari keteledoranku. Aku tidak berani kembali ataupun membawa uang itu pulang ke rumah. Aku membungkus uang itu dengan kertas dan meninggalkannya di samping jalan masuk di jalanan. Lalu aku berlari kepada Pepa dan berkata kepadanya secara rahasia tentang apa yang terjadi. Dengan manis ia menghiburku, menciumku dan menenangkanku, dan dia sendiri yang pergi dan membayarkan uang itu. Kami selalu berlari kepadanya jika menghadapi masalah, sebab ia dapat mengatur  hal-hal agar kami tidak dimarahi.
     "Terimakasih untuk pengaruhnya terhadap orangtua kami, Josefa memperolehkan bagi adiknya rahmat untuk menerima Komuni Pertama dua tahun sebelum waktu sebenarnya.
     " Jadi masa kecil Pepa berlalu dengan sangat simpel, sebagaimana kebiasaan di keluarga-keluarga Kristiani merupakan tempat persinggahan di kehidupan, tapi akan jadi apa kakak tertua kami sudah dapat diperkirakan."
     Pada waktu-waktu inilah orangtuanya mengirimkannya ke sekolah Seni dan Kerajinan tangan (Formente del Arte) 1, dimana kepintaran dan kesiapannya dalam belajar segera menarik perhatian. Kepandaian jari-jemarinya sangat menakjubkan dalam hal kerajinan tangan yang berhubungan dengan jarum, dan dia sangat berhasil, mendapatkan ijazah-ijazah dari tahun ke tahun.

-----
1 Lembaga untuk mengembangkan kesenian.