dan meminta untuk masuk Serikat Hati Kudus. Untuk pertama kali dalam hidupnya ayahnya marah kepada Pepa. Pepa mengeringkan airmatanya namun tetap menyimpan panggilannya di dalam hatinya tak berubah.
Kemudian, seorang imam Karmelit menawarkan pendaftaran padanya untuk masuk ke dalam ordonya. Itu bukan panggilannya, dan dengan mengucapkan terimakasih ia menolaknya, dan menggunakan kesempatan itu sekali lagi untuk mengatakan kepada ibunya tentang kemana panggilan Tuhan baginya. Josefa tidak lagi ditentang selain airmata saja yang mengalir agar Josefa tidak meninggalkan ibunya, dan untuk kedua kalinya ia menangguhkannya. Besar kesedihan Josefa ketika adiknya diijinkan oleh ibunya untuk memasuki novisiat di Chamartin (Madrid). Josefa yang melatihnya kini ia melangkahinya karena Josefa harus menopang keluarganya, ia sangat kecewa. Imannya kepada Tuhanlah satu-satunya yang menopangnya, dan kedewasaan kebajikannya sekali lagi membantunya melupakan dirinya sendiri. Adiknya menulis perihal ini:
"Kami tidaklah terpisahkan sampai hari masukku ke dalam Novisiat. Keberangkatanku memberikannya kesedihan yang besar, namun di dalam pikiranku yang muda dan hasrat untuk mengkonsekrasikan hidupku kepada Yesus Kristus, aku sulit menyadarinya. Baru kemudian aku menyadari pengorbanan yang telah kusebabkan kepada kakakku tersayang itu; kemudian pemikiran akan Tuhan itulah yang menghibur aku."
Josefa meneruskan pengabdian hidupnya dengan bekerja keras dan meringankan kelelahannya; ia memalingkan harapannya kepada adik bungsunya, tapi, dia pula, kemudian memiliki sebuah panggilan, tiga tahun setelah kematian Josefa, ia masuk biara Karmelit di Loeches, dimana ia mengambil nama Madeleine Sophie dari Hati Kudus. Kemudian ia dikirim ke Portugal, dimana Ordo tersebut akan dipulihkan di Coimbra.
Tuhan menuntun Josefa secara tersembunyi namun pasti, untuk itulah mengajarkannya perihal meninggalkan dirinya sendiri dan kesempurnaan akan pengorbanan.
Imam Rubio, yang telah mengikutinya sampai 12 minggu terakhir, tidak meninggalkannya, dan di bulan Februari 1912, ketika ia berusia 20 tahun, imam itu berpikir, itulah waktunya. Ordo Marie RĂ©paratrice tampak baginya akan cocok untuk Josefa; beliau kenal baik para biarawatinya, ia mulai mengarahkan panggilan Josefa kepada mereka.