Halaman xxviii

PENGANTAR

panggilan mereka 1), sebab mereka telah mengambil bagi diri mereka sendiri dosa orang lain, mereka juga tahu akan menanggung konsekuensi yang mengikutinya. Ketika seseorang setuju untuk berdosa, entah disadari atau tidak, ia memberikan iblis kekuatan besar atas mereka, kekuatan bujukan dan kerasukan. Hal ini tidak terlalu diperhatikan sebagai sebuah aturan, sebab iblis tangguh dalam hal menipu dan menghindari untuk mengganggu dia yang telah berada pada perangkapnya. Namun ia memperkuat apa yang jahat pada mangsanya (yang belum berada pada perangkapnya), melipat-gandakan kesempatan berdosa dan memati-rasakan jiwa, sampai jiwa itu tenggelam ke dalam tingkat mati suri yang sangat fatal.
     Bagaimanapun ketika iblis dipertemukan dengan penolakan yang ulet dari jiwa korban yang telah menggantikan tempat pendosa, ia menggunakan kuasa-kuasa yang diperolehnya dari si pendosa untuk menyiksa sang pengganti.
     Iblis adalah suatu kenyataan, dan ia berhubungan dengan para kudus Tuhan dengan menunjukkan dirinya dalam kejahatan yang tak tersembunyi dalam rupa dan alam kebusukannya. Kekejaman-kekejaman apa yang seharusnya yang akan dilakukannya pada jiwa-jiwa terkutuk dan miliknya selamanya, jika ia tidak menaruh belas kasih pada mereka, dan lagi ia tidak memiliki batas laju? Siapa yang akan berani menegaskan bahwa pelajaran semacam itu tak berguna, terutama di saat-saat kita ini?
     Tuhan juga menegaskan kesombongan akan roh kegelapan, yang walaupun dengan segala kuasa dan amukannya tidaklah membuat kemajuan, tetapi tetap kalah, yang menambah besar kemuliaan Tuhan.
     Demikian pula dengan Suster Josefa.
     Iblis mencoba dengan segala usaha untuk menipu dan memerdayanya, menyamar sebagai "malaikat terang", bahkan lebih jauh lagi sebagai Yesus Kristus sendiri. Tapi bagaimanapun, sangat sering iblis mencoba membelokkannya dari jalan yang dipilihkan bagi Josefa dengan menimbulkan kesakitan yang menyedihkan secara fisik.


-----
1) Lihat khususnya pembataian jahat yang ditanggung oleh Santa Margaret dari Cortona, Santa Veronica Giuliani, Curé d'Ars, dan Suster Marie de Jésus-Crucifié, yang hidupnya telah ditulis oleh V.R.F. Buzy, Superior General of the Fathers of Bétharram, dan banyak lagi yang lainnya.