Halaman xxi

PENGANTAR

     Ketika penderitaan ditanggung untuk seorang pendosa yang telah secara khusus diplih, sang korban menanggung keadilan akan kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh si pendosa tersebut. Setiap macam pencobaan ditanggung, penyakit ataupun pembantaian yang dilakukan oleh roh-roh kegelapan dimana sang korban akan menjadi bulan-bulanan.
     Pada Suster Josefa ini adalah kasus yang luar biasa. Sang korban yang melakukan kehendak Tuhan, tidak hanya keseluruhan keberadaannya menjadi korban, tetapi tindakan pengorbanan tersebut bervariasi sesuai dengan atribut-atribut Tuhan, tertentu, yang mana ia telah mengorbankan dirinya sendiri.
     Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus mempersembahkan dirinya sendiri sebagai korban belas kasih cinta; Marie des Vallées, sebagai korban dari keadilan Tuhan; Santa Margaretha Maria, sebagai korban keduanya yaitu keadilan dan belas kasih, dan demikian juga suster Josefa. Kristus mengatakan padanya keinginan-Nya bahkan lebih nyata lagi dalam istilah-istilahNya dibanding yang telah dipakaiNya pada Santa Margaretha Maria.
     “Aku telah memilihmu menjadi korban Hati-Ku” (19 Desember 1920).
     “Engkau adalah korban Cinta-Ku.” (2 Oktober 1920 dan 23 November 1920).
     “Engkau adalah korban Cinta dan belas kasih-Ku.” (30 Juni 1921).
     “Aku ingin engkau menjadi korban keadilan ilahi dan penghiburan Hati-Ku” (9 November 1920).
     Untuk alasan ini semua Josefa harus menderita. “Engkau menderita di dalam jiwa dan tubuhmu, karena engkau adalah korban Jiwa dan Tubuh-Ku. Bagaimanakah engkau tidak menderita di dalam hatimu, karena Aku telah memilihmu sebagai korban Hati-Ku?” (19 Desember 1920).
     Sebagai korban Hati Yesus ia menderita untuk menghibur sang Hati yang telah dilukai oleh manusia-manusia yang tak berterimakasih. Sebagai korban cinta dan belas kasih ia menderita bahwa belas kasih cinta Yesus dapat dibanjiri rahmat-rahmat bagi pendosa yang sangat Ia cintai. Sebagai korban keadilan ilahi ia menanggung beban yang tak tertolerir dari celaan-celaan ilahi dan menyilih jiwa-jiwa bersalah yang berhutang keselamatan kepadanya. Misi bagiannya menuntut silih abadi darinya, dan Tuhan kita tidak menyembunyikan hal itu daripadanya. “Cinta, menderita dan patuh,” Kata-Nya kepadanya, “sehingga Aku dapat mewujudkan rencana-rencana-Ku dalammu.” (9 Januari 1921).
     Pada tanggal 12 Juni 1923 Dia meneguhkan keseluruhan rencana yang