PENGANTAR
Ketika
penderitaan ditanggung untuk seorang pendosa yang telah secara khusus diplih,
sang korban menanggung keadilan akan kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh si
pendosa tersebut. Setiap macam pencobaan ditanggung, penyakit ataupun
pembantaian yang dilakukan oleh roh-roh kegelapan dimana sang korban akan
menjadi bulan-bulanan.
Pada Suster
Josefa ini adalah kasus yang luar biasa. Sang korban yang melakukan kehendak
Tuhan, tidak hanya keseluruhan keberadaannya menjadi korban, tetapi tindakan
pengorbanan tersebut bervariasi sesuai dengan atribut-atribut Tuhan, tertentu,
yang mana ia telah mengorbankan dirinya sendiri.
Santa Theresia
dari Kanak-kanak Yesus mempersembahkan dirinya sendiri sebagai korban belas
kasih cinta; Marie des Vallées, sebagai korban dari keadilan
Tuhan; Santa Margaretha Maria, sebagai korban keduanya yaitu keadilan dan belas
kasih, dan demikian juga suster Josefa. Kristus mengatakan padanya
keinginan-Nya bahkan lebih nyata lagi dalam istilah-istilahNya dibanding yang
telah dipakaiNya pada Santa Margaretha Maria.
“Aku telah
memilihmu menjadi korban Hati-Ku” (19 Desember 1920).
“Engkau adalah
korban Cinta-Ku.” (2 Oktober 1920 dan 23 November 1920).
“Engkau adalah
korban Cinta dan belas kasih-Ku.” (30 Juni 1921).
“Aku ingin
engkau menjadi korban keadilan ilahi dan penghiburan Hati-Ku” (9 November
1920).
Untuk alasan
ini semua Josefa harus menderita. “Engkau menderita di dalam jiwa dan tubuhmu,
karena engkau adalah korban Jiwa dan Tubuh-Ku. Bagaimanakah engkau tidak
menderita di dalam hatimu, karena Aku telah memilihmu sebagai korban Hati-Ku?”
(19 Desember 1920).
Sebagai korban
Hati Yesus ia menderita untuk menghibur sang Hati yang telah dilukai oleh manusia-manusia
yang tak berterimakasih. Sebagai korban cinta dan belas kasih ia menderita
bahwa belas kasih cinta Yesus dapat dibanjiri rahmat-rahmat bagi pendosa yang
sangat Ia cintai. Sebagai korban keadilan ilahi ia menanggung beban yang tak
tertolerir dari celaan-celaan ilahi dan menyilih jiwa-jiwa bersalah yang
berhutang keselamatan kepadanya. Misi bagiannya menuntut silih abadi darinya,
dan Tuhan kita tidak menyembunyikan hal itu daripadanya. “Cinta, menderita dan
patuh,” Kata-Nya kepadanya, “sehingga Aku dapat mewujudkan rencana-rencana-Ku
dalammu.” (9 Januari 1921).
Pada tanggal 12 Juni 1923 Dia meneguhkan
keseluruhan rencana yang