Halaman xxvii

PENGANTAR

Salib-Ku, paku-paku-Ku dan Mahkota. Aku mencari jiwa-jiwa” (17 Juni 1923).
Contoh-contoh ini cukuplah; sungguh banyak di buku ini. Sebagai korban penebusan, Josefa berbagi penyiksaan-penyiksaan dengan Yesus, dan keseluruhan dirinya, dapat dikatakan, dipenuhi dengan derita tak terkatakan. Bersatu dengan Yesus di Salib, ia tersiksa dengan penderitaan-penderitaan-Nya, habis dengan segala hasrat-Nya; dahaga-Nya yang membara akan keselamatan jiwa-jiwa mendesak Josefa untuk melakukan segala perbaikan dan penebusan dalam dayanya.

(b) Penganiayaan-penganiayaan jahat
Dan Tuhan mengijinkan pencobaan-pencobaan di segala cara untuk menghujani Josefa. Jika bukan penyakit salah satunya (siapa tahu, sebab dia tidak pernah mengeluh), juga penganiayaan dari manusia (tidak seperti Margaretha Maria, tampaknya terbebas dari penganiayaan kehidupan relijius dan keluarga), sebaliknya, lebih banyak dari yang lainnya, Josefa diserahkan kepada amukan Setan. Ini tidaklah mengejutkan.
Ada beberapa orang kudus yang tak kentara hidup di dalam amukan Setan. Kristus di dalam kemuliaan Surga melampaui jangkauan Setan, yang sebagai musuh pribadi-Nya tidak berbelas kasih memberi kesakitan apapun untuk menggagalkan penyebaran Kerajaan Allah di bumi. Semakin jiwa dikasihi Kristus, semakin dashyatlah serangan-serangannya; ini tidak diragukan, dengan harapan untuk menambah jumlah mereka yang tertipu olehnya, di atas semuanya itu dengan harapan jahat merampas dari Kristus jiwa-jiwa yang dikasihi-Nya dan yang telah dibayar-Nya dengan harga yang begitu tinggi dengan menumpahkan Darah Berharga-Nya. Untuk itu Setan memilih para kudus dan jiwa-jiwa yang telah dikonsekrasikan untuk dinodai, dirayu dan dihina, dan ia melemparkan dirinya sendiri pada mereka. Di atas segalanya, Setan membenci jiwa-jiwa korban, jadi Josefa pun secara khusus dibencinya.
Josefa telah berkorban dengan sukacita dari tiga hal yang dipegangnya di dunia ini: ibunya, saudarinya, dan negaranya; ia telah memberikan dirinya bagi keselamatan para pendosa, dan untuk itu ia merampas banyak jiwa dari api neraka. Untuk itulah Setan menjadikannya bulan-bulanan. Setan diijinkan oleh Tuhan untuk memiliki kuasa atas jiwa-jiwa korban. Sungguh hal inilah yang mengikuti