Halaman xix

PENGANTAR

24 Februari 1921, DIA bahkan memberikan panggilan yang lebih eksplisit lagi saat Jam Suci-nya. “Dunia tidak mengetahui belas kasih Hati-Ku,” Kata-Nya kepadanya. “Aku bermaksud untuk mencerahkan mereka melalui engkau... Aku ingin engkau menjadi rasul Cinta dan belas kasih-Ku. Aku ingin mengajarkan padamu apa artinya; melupakan dirimu sendiri.” Dan dalam menjawab ketakutan itu dia menyatakan: “Cintai dan jangan takut pada apapun. Aku menginginkan apa yang tidak kauingini, tetapi aku dapat melakukan apa yang tidak dapat kaulakukan.” “Bukan untukmu memilih, engkau hanya harus menyerahkan dirimu sendiri ke dalam Tangan-tangan-Ku.”

    Beberapa bulan kemudian, pada hari Senin, 11 Juni 1921, beberapa hari setelah Pesta Hati Kudus, ketika ia telah menerima banyak rahmat, DIA berkata: “Ingatlah kata-kata-Ku dan percayailah. Hati-Ku hanya memiliki satu hasrat yaitu untuk menyertakan engkau pada Hati-Ku, untuk memilikimu di dalam cinta-Ku, dan untuk membuat kelemahan dan kecilnya engkau sebagai sebuah saluran untuk menyampaikan belas kasih kepada banyak jiwa yang akan diselamatkan dengan cara-caramu.  Kemudian, Aku akan mengungkapkan kepadamu rahasia-rahasia Hati-Ku yang terbakar dan banyak jiwa akan memperoleh keuntungan karenanya. Aku ingin engkau menulis dan menyimpan semua yang Aku katakan padamu. Itu akan dibacakan setelah engkau berada di Surga. Janganlah berpikir bahwa Aku memakaimu karena jasa-jasamu, tetapi Aku ingin jiwa-jiwa menyadari bagaimana Kuasa-Ku memakai alat-alat yang miskin dan malang.” Dan ketika Josefa menanyakan apakah ia perlu mengatakannya kepada ibu Kepala Biara, itu pun, DIA menjawab: “Tulislah itu; itu akan dibacakan setelah kematianmu.”
     Jadi dengan tingkatan demikian Tuhan kita menyatakan rencana-Nya: Josefa dipilih olehNya, bukan hanya untuk menjadi korban bagi jiwa-jiwa, terutama bagi jiwa-jiwa yang telah dikonsekrasikan, tetapi agar melalui dia pesan cinta Kristus dan belas kasih dapat menjangkau dunia. Sebuah misi bermuka dua – Korban dan Pembawa Pesan – dan di antara dua misi tersebut ada sebuah hubungan erat. Jika Korban maka adalah Pembawa Pesan, dan karena Pembawa Pesan, berarti adalah Korban.

JOSEFA SEBAGAI KORBAN

     Menjadi seorang korban tentu menyiratkan pengorbanan, dan sebagai sebuah aturan pendamaian bagi sesama. Walaupun secara tegas dikatakan bahwa seseorang dapat mempersembahkan dirinya sendiri sebagai seorang korban untuk memberikan Tuhan sukacita dan kemuliaan dengan pengorbanan sukarela, namun sebagian besar Tuhan menuntun jiwa-jiwa melalui jalan itu hanya jika...