PENGANTAR
24 Februari 1921, DIA bahkan memberikan panggilan yang lebih
eksplisit lagi saat Jam Suci-nya. “Dunia tidak mengetahui belas kasih Hati-Ku,”
Kata-Nya kepadanya. “Aku bermaksud untuk mencerahkan mereka melalui engkau...
Aku ingin engkau menjadi rasul Cinta dan belas kasih-Ku. Aku ingin mengajarkan
padamu apa artinya; melupakan dirimu sendiri.” Dan dalam menjawab ketakutan itu
dia menyatakan: “Cintai dan jangan takut pada apapun. Aku menginginkan apa yang
tidak kauingini, tetapi aku dapat melakukan apa yang tidak dapat kaulakukan.” “Bukan
untukmu memilih, engkau hanya harus menyerahkan dirimu sendiri ke dalam
Tangan-tangan-Ku.”
Jadi dengan
tingkatan demikian Tuhan kita menyatakan rencana-Nya: Josefa dipilih olehNya,
bukan hanya untuk menjadi korban bagi jiwa-jiwa, terutama bagi jiwa-jiwa yang
telah dikonsekrasikan, tetapi agar melalui dia pesan cinta Kristus dan belas
kasih dapat menjangkau dunia. Sebuah misi bermuka dua – Korban dan Pembawa
Pesan – dan di antara dua misi tersebut ada sebuah hubungan erat. Jika Korban
maka adalah Pembawa Pesan, dan karena Pembawa Pesan, berarti adalah Korban.
JOSEFA SEBAGAI KORBAN
Menjadi
seorang korban tentu menyiratkan pengorbanan, dan sebagai sebuah aturan
pendamaian bagi sesama. Walaupun secara tegas dikatakan bahwa seseorang dapat
mempersembahkan dirinya sendiri sebagai seorang korban untuk memberikan Tuhan
sukacita dan kemuliaan dengan pengorbanan sukarela, namun sebagian besar Tuhan
menuntun jiwa-jiwa melalui jalan itu hanya jika...