Halaman xxvi

PENGANTAR

membawakan padamu Salib-Ku, sehingga kau mengurangi beban pada Diri-Ku”  (26 Juli 1921). “Aku ingin engkau menjadi sang orang Kirene bagi-Ku; engkau akan menolong aku memikul Salib-Ku” (23 Februari 1922). “Biarlah Salib-Ku menjadi salibmu” (30 Maret 1923).
     Tak terhitung berapa kali DIA telah meletakkannya pada pundaknya yang rela menanggung selama berjam-jam, bahkan seluruh siang dan malam. DIA mempercayakannya dengan Mahkota Duri-Nya, yang DIA tinggalkan baginya dalam jangka waktu yang lama, sehingga seperti DIA, Josefa tidak mengetahui dimana ia dapat mengistirahatkan kepalanya. “Aku akan meninggalkan bagimu Mahkota-Ku... Janganlah mengeluh akan kesakitan... sebab dengan demikian engkau berbagi kesakitan-Ku” (26 November 1920). “Mahkota-Ku... Dengan itu Aku akan mengitari sendiri kepalamu” (17 Juni 1923). Ia membuatnya merasakan kesakitan akan lambung-Nya. Bunda kita berkata kepada Josefa: “Kesakitan ini adalah sebuah pancaran dari Hati Putera-ku; pada saat terparahnya, ketahuilah bahwa itu adalah sebuah tanda dimana ada jiwa sedang melukai-Nya secara mendalam. (20 Juni 1921).
     DIA ingin Josefa merasakan kesakitan akan paku-paku di kedua tangan dan kakinya: “Aku akan memberikan padamu sebuah tanda baru akan Cinta-Ku. Hari ini engkau akan berbagi dengan-Ku kesakitan akan paku-paku” (16 Maret 1923).
     Sekali lagi DIA berkasih mesra dengannya dengan penderitaan Hati dan Jiwa-Nya: “Setiap hari Jumat, dan khususnya pada Jumat pertama, Aku akan berbagi kepahitan penderitaan Hati-Ku, dan engkau akan mengalami penyiksaan-penyiksaan Sengsara-Ku dengan cara tertentu” (4 Februari 1921).
     Pada tanggal 1 Maret 1922, DIA menampakkan diri pada Josefa, Wajah-Nya berlumuran darah. “Mendekatlah” Kata-Nya, “Datang dan beristirahatlah di Hati-Ku; dan ambilah bagian dari kesakitan yang menyedihkan ini.”
     “Kemudian DIA menarikku mendekat ke Hati-Nya, dan jiwaku dipenuhi dengan derita dan kepahitan yang menyedihkan yang tidak dapat kujelaskan.”

     Seperti DIA, Josefa menderita bagi orang lain: “Aku ingin engkau menderita secara keseluruhan agar engkau dapat memperoleh jiwa-jiwa.” (21 Desember 1920). “Ada satu jiwa yang amat menyedihkan melukai Aku... janganlah takut jika engkau merasa ditinggalkan seluruhnya, sebab Aku akan membagikan penderitaan Hati-Ku” (13 September 1921). “tanggunglah Salib-Ku, hingga jiwa itu menyadari kebenaran” (24 Maret 1923). “Ambilah