Halaman xxv

PENGANTAR

memberikan kemuliaan bagi kesempurnaan kasih-Nya yang tak terbatas melalui cinta mereka, demikianlah dengan jiwa-jiwa korban itu: saat mereka berkontemplasi dengan-Nya, DIA menyingkapkan dengan Kasih-Nya yang dashyat bagi jiwa-jiwa dan dengan kesedihan yang memenuhi-Nya akan hilangnya para pendosa. Pemandangan akan hal ini menyakitkan hati mereka, dan kerinduan mereka untuk menghibur Kristus tidak dipuaskan hanya dengan kata-kata cinta; namun hal itu membangkitkan semangat mereka. Apapun harganya, mereka akan memenangkan jiwa-jiwa bagi-Nya, dan DIA tetap menyalakan semangat yang lebih lagi. Itulah cinta akan Hati Kudus-Nya sendiri, yang dikomunikasikan-Nya pada mereka, yang karenanya mereka mencintai pendosa; cinta yang memberikan mereka suatu daya tahan super manusia, yang dengan baik dijelaskan dalam kata-kata Josefa sendiri:
     “Selama dua atau tiga minggu terakhir, aku merasakan sebuah hasrat yang dashyat untuk menderita. Ada waktu dimana pemikiran itu menakutkanku. Ketika Yesus berkata padaku bahwa DIA telah memilih aku sebagai koban-Nya seluruh diriku bergetar; tetapi sekarang, hal itu berbeda. Ada hari-hari dimana aku menahan penderitaan yang sedemikian rupa sehingga jika DIA tidak menahan aku, seharusnya aku sudah mati, tidak ada bagian daripadaku yang bebas dari rasa sakit! ... Walaupun demikian, jiwaku rindu untuk menanggung penderitaan yang lebih menyedihkan lagi bagi-Nya, walaupun tidak tanpa keengganan di bagian bawah akan kesadaranku. Ketika kesakitan-kesakitan ini menyerangku aku terguncang dengan ketakutan dan secara insting menarik diri, tetapi di sana aku diberikan sebuah kekuatan kehendak untuk menerima, berhasrat dan menginginkan agar menderita lebih lagi, sehingga jika pilihan yang ditawarkan padaku adalah antara rasa sakit yang diteruskan dan Surga, aku sungguh lebih memilih untuk terus berada dalam kesakitan itu, jika dengan melakukan itu aku dapat menghibur Hati-Nya, walaupun Tuhan tahu betapa aku ingin selamanya berada bersama-Nya. Aku tahu bahwa perubahan ini telah ditempa padaku oleh Yesus.” (30 Juni 1921).
     Josefa sungguh benar, perubahan itu tidak berasal dari dirinya sendiri, tetapi dari Yesus, atau tidakkah lebih baik kita katakan itu adalah kekuatan-NYA, perasaan-NYA, hasrat-NYA dan penderitaan-NYA yang diteruskan-NYA kepada Josefa? 1)
“Sebagaimana engkau siap untuk menderita, marilah kita menderita bersama” (19 Desember 1920), dan DIA memberikan kepada Josefa Salib-NYA: “Yesus datang dengan Salib-Nya, yang ditempatkan-Nya pada pundak-pundakku” (18 Juli 1920). “Aku datang


-----


1 “Hati-Ku dapat beristirahat untuk mengkomunikasikan perasaan-perasaan itu. Aku datang untuk beristirahat di dalam hatimu ketika satu jiwa bersedih bagi-Ku, dan kerinduan-KU untuk melakukannya dengan baik itulah yang kuberikan kepadamu dan menjadi milikmu.” (23 Oktober 1922)