PENGANTAR
memberikan kemuliaan bagi kesempurnaan kasih-Nya yang tak
terbatas melalui cinta mereka, demikianlah dengan jiwa-jiwa korban itu: saat
mereka berkontemplasi dengan-Nya, DIA menyingkapkan dengan Kasih-Nya yang
dashyat bagi jiwa-jiwa dan dengan kesedihan yang memenuhi-Nya akan hilangnya
para pendosa. Pemandangan akan hal ini menyakitkan hati mereka, dan kerinduan
mereka untuk menghibur Kristus tidak dipuaskan hanya dengan kata-kata cinta; namun
hal itu membangkitkan semangat mereka. Apapun harganya, mereka akan memenangkan
jiwa-jiwa bagi-Nya, dan DIA tetap menyalakan semangat yang lebih lagi. Itulah
cinta akan Hati Kudus-Nya sendiri, yang dikomunikasikan-Nya pada mereka, yang
karenanya mereka mencintai pendosa; cinta yang memberikan mereka suatu daya
tahan super manusia, yang dengan baik dijelaskan dalam kata-kata Josefa
sendiri:
“Selama dua
atau tiga minggu terakhir, aku merasakan sebuah hasrat yang dashyat untuk
menderita. Ada waktu dimana pemikiran itu menakutkanku. Ketika Yesus berkata
padaku bahwa DIA telah memilih aku sebagai koban-Nya seluruh diriku bergetar;
tetapi sekarang, hal itu berbeda. Ada hari-hari dimana aku menahan penderitaan
yang sedemikian rupa sehingga jika DIA tidak menahan aku, seharusnya aku sudah
mati, tidak ada bagian daripadaku yang bebas dari rasa sakit! ... Walaupun
demikian, jiwaku rindu untuk menanggung penderitaan yang lebih menyedihkan lagi
bagi-Nya, walaupun tidak tanpa keengganan di bagian bawah akan kesadaranku.
Ketika kesakitan-kesakitan ini menyerangku aku terguncang dengan ketakutan dan
secara insting menarik diri, tetapi di sana aku diberikan sebuah kekuatan
kehendak untuk menerima, berhasrat dan menginginkan agar menderita lebih lagi,
sehingga jika pilihan yang ditawarkan padaku adalah antara rasa sakit yang diteruskan
dan Surga, aku sungguh lebih memilih untuk terus berada dalam kesakitan itu,
jika dengan melakukan itu aku dapat menghibur Hati-Nya, walaupun Tuhan tahu
betapa aku ingin selamanya berada bersama-Nya. Aku tahu bahwa perubahan ini
telah ditempa padaku oleh Yesus.” (30 Juni 1921).
Josefa sungguh
benar, perubahan itu tidak berasal dari dirinya sendiri, tetapi dari Yesus,
atau tidakkah lebih baik kita katakan itu adalah kekuatan-NYA, perasaan-NYA,
hasrat-NYA dan penderitaan-NYA yang diteruskan-NYA kepada Josefa? 1)
“Sebagaimana engkau siap untuk menderita, marilah kita
menderita bersama” (19 Desember 1920), dan DIA memberikan kepada Josefa
Salib-NYA: “Yesus datang dengan Salib-Nya, yang ditempatkan-Nya pada
pundak-pundakku” (18 Juli 1920). “Aku datang
-----
1 “Hati-Ku dapat beristirahat untuk mengkomunikasikan
perasaan-perasaan itu. Aku datang untuk beristirahat di dalam hatimu ketika
satu jiwa bersedih bagi-Ku, dan kerinduan-KU untuk melakukannya dengan baik
itulah yang kuberikan kepadamu dan menjadi milikmu.” (23 Oktober 1922)